Kemenangan Barcelona 4-1 kontra Sevilla (10/2/25) pada pekan ke-23 dalam lanjutan La Liga Spanyol musim 2024/25 menguatkan persaingan perebutan trofi Liga Spanyol musim ini.
Barca sementara berada di tempat ketiga klasemen sementara, tetapi hanya beda 1 poin dengan Atletico Madrid di posisi kedua dan 2 poin dengan Real Madrid pada posisi pertama.
Peta persaingan itu bisa menunjukkan bahwa perebutan trofi bisa saja berlangsung hingga akhir musim. Salah satu faktor yang bisa menentukan persaingan tersebut adalah konsistensi performa tiap tim dari laga ke laga.
Untuk mencapai level konsistensi hingga akhir musim, tiap tim harus memiliki kedalaman skuad yang mumpuni. Barca terlihat mulai menemukan titik kedalaman skuad tersebut ketika memasuki paruh kedua musim ini.
Upaya Hansi Flick dalam membangun kedalaman skuad mulai menemukan titik temu. Kedalaman skuad itu terbangun seiring dengan kembalinya pemain penting dari cedera.
Juga, kedalaman skuad itu terbangun lewat kesabaran Flick dalam memberikan menit bermain untuk para pemain dalam skuad.
Di lini belakang, Flick mempunyai alternatif dalam melakukan rotasi. Bek tengah terlihat tak lagi menjadi milik tetap antara Pau Cubarsi dan Inigo Martinez.
Ronald Araujo dan Eric Garcia sudah mulai mendapatkan tempat, dan Flick tak ragu untuk memainkan kedua pemain itu sejak menit awal. Baik Cubarsi dan Araujo berada di bangku cadangan atau pun menjadi pemain pengganti.
Flick juga tak ragu untuk memberikan jam bermain untuk Hector Fort dan Gerard Martin di sektor bek sayap.
Upaya itu tentu saja menjadi jalan bagi Flick untuk mengantisipasi keadaan ketika sesekali baik Jules Konde maupun Balde menderita cedera. Paling tidak, ada pemain yang siap sedia untuk mengganti peran kedua pemain tersebut
Langkah Flick itu sangat berbeda dengan jalan Xavi Hernandez yang mengisi peran bek sayap dengan menarik pemain dari posisi berbeda. Konde yang sejatinya berposisi bek tengah berubah peran menjadi bek sayap sewaktu bergabung dari Sevilla ke Barca pada era kepelatihan Xavi.
Begitu pula Ronald Araujo yang dimainkan sebagai bek kanan ketika Konde absen. Xavi tampaknya enggan untuk melirik para pemain muda sebagaimana yang dilakukan Flick.
Flick tak ragu mempercayai para pemain muda didikan La Masia untuk menjadi pelapis Konde dan Balde. Alhasil baik Fort maupun Martin mempunyai jam menit bermain yang cukup untuk mengasah mentalitas mereka.
Di lini tengah, persaingan Barca terlihat makin kuat. Pedri terlihat memang sangat sulit tergantikan. Kendati demikian, Flick menemukan persaingan yang cukup efektif antara Marc Cassado dan Frenkie de Jong.
De Jong sempat disoroti sejak kembali dari masa cedera. Namun, seturut kepercayaan yang diberikan oleh Flick, pemain asal Belanda itu mulai menemukan performa terbaiknya.
Akibatnya, dalam beberapa laga terakhir, De Jong dan Cassado kerap bergantian dalam perihal rotasi di sektor gelandang jangkar.
Lebih jauh, Barca mempunyai beberapa pilihan untuk pemain bernomor 10. Tempat yang sejatinya menjadi kepunyaan Dani Olmo itu bisa ditempati oleh Gavi dan juga Fermin Lopez. Masalah cedera yang kerap mendera Olmo bisa diatasi dengan peran dari Lopez dan Gavi.
Gavi mendapat tempat regular dalam posisi bernomor 10 tersebut. Menjadi sangat menarik ketika Lopez dimainkan dan memberikan kontribusi yang cukup besar lewat gol dan asis.
Di lini depan, Flick tentu saja sangat sulit untuk menyingkirkan trio Lamine Yamal, Robert Lewandowski dan Raphinha. Walau demikian, Flick juga sudah berhasil menyulap Ferran Torres menjadi salah satu striker yang terlihat menemukan naluri dalam mencetak gol.
Dalam perempat final Copa del Rey, Torres mencetak tiga gol dari kemenangan 5-1 kontra Valencia. Tiga gol itu seperti memberikan pesan bahwa Torres siap bersaing dan bahkan menjadi pengganti Lewandowski di kemudian waktu.
Bahkan, Flick juga berupaya untuk membantu Ansu Fati untuk kembali pada performa terbaiknya. Padahal, secara tak langsung Barca sudah membuka pintu keluar untuk pemain yang pernah dijuluki sebagai "New Messi" tersebut pada bulan Januari ini. Namun, Fati menolak upaya itu dan memilih bertahan.
Kendati demikian, Flick tak menyudutkan si pemain. Pelatih asal Jerman itu berupaya untuk membantu Fati menemukan performa terbaiknya bersama Barca.
Performa Barca yang terus konsisten pada tahun 2025 ini terjadi berkat kedalaman skuad yang dimiliki. Para pemain yang awalnya diragukan mampu menjawabi tuntutan strategi dan tampil pada level terbaik.
Begitu pula, para pemain dari akademi La Masia yang terlihat tak "demam panggung" untuk bermain dalam kompetesi yang cukup ketat dan penuh tuntutan.
Jadinya, kendati Barca masih sulit belanja pemain lantaran kondisi keuangan klub yang belum stabil, Flick mampu mengubah karakter dan mentalitas skuad yang dimiliki.
Mentalitas para pemain itu membuat kedalaman skuad Barca yang bisa menjadi jaminan untuk bisa meraih kesuksesan pada musim ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar