Neomania adalah sebuah fenomena kebudayaan yang merujuk pada obsesi terhadap hal baru. Hal itu merujuk pada tren baru, teknologi, budaya, dan ide baru. Hal ini juga terjadi pada desain mobil Citroen DS yang pertama kali muncul tahun 1957. Mobil yang desainnya terinspirasi pesawat terbang ini dirancang oleh Flaminio Bertoni. Obsesi itu membuat penjualan di masa itu meningkat drastis, menjadikannya sebuah neomania.
Istilah ini diungkapkan oleh Roland Barthes saat memuji kehadirannya pertama kali pada 1955 Paris Auto Show. Bentuknya yang aerodinamis layaknya roket ini memiliki tampilan yang ramping dan luwes pada lengkungannya. Kelebihan lainnya adalah lampunya yang dapat mengikuti arah kemudi sehingga memudahkan visibilitas saat berbelok.
Roland Barthes, seorang filsuf dan ahli semiotika (ilmu tanda), memujinya sebagai mobil yang turun dari langit. Semua itu tertuang dalam bukunya yang berjudul Mythologies yang terbit tahun 1955. Buku tebal 160-an halaman ini memuat informasi tentang produk budaya yang pernah populer di Perancis era tersebut seperti Dunia Gulat, Film Roman, Novel, Menara Eiffel, Citroen Baru yang kita bahas, Wine dan Susu, dll.
Mahasiswa Ilmu Sosial seperti Sastra, Filsafat, dan Kajian Budaya pasti sudah mengenal beliau. Barthes memiliki pengaruh yang cukup besar dalam bidang sastra, filsafat, dan budaya. Beliau merupakan seorang semolog yang sangat terinspirasi oleh pemikiran Ferdinand de Saussure tentang sistem penandaan.
Roland Barthes lahir di Cherbourg, Perancis, 12 November 1915. Beliau termasuk yang mengembangkan teori strukturalisme dan Kritik Sastra Baru. Ahli filsuf ini pernah belajar Sastra Klasik saat kuliah di Universitas Perancis 1939 dan bahasa serta filologi tahun 1943. Ia juga banyak menuliskan buku tentang kritik sastra yang nantinya memengaruhi New Critism (Kritik Sastra Baru) seperti Sur Racine (On Racine) tahun 1963 tentang teks sebagai sistem tanda, yang mengubah teori sastra klasik.
Pandangan beliau tentang kritik sastra dan budaya dianggap eksentrik dan unik meskipun ada yang memuji kualitas intelektualnya. Hingga tahun 1970-an, kualitas intelektual beliau tidak terbantahkan hingga akhirnya menginspirasi para pemikir di Perancis seperti Jacques Lacan (Psikoanalisis), Michael Foucault (Ahli Sosial dan Sejarah), dan Jacques Derrida (Filsuf).
SEPERTI APA CITROEN DS
Citroen DS dalam bahasa Perancis disebut "desse" atau "The Goddest" dalam Bahasa Inggris dan dalam Bahasa Indonesia berarti "Sang Dewi." Mobil ini menerima pemesanan sebanyak 80 ribu selama pagelaran 1955 Paris Auto Show. Apresiasi terbesar terletak pada desain dan system kerjanya hingga dipuji Roland Barthes sebagai mobil yang turun dari langit.
Desainnya yang membulat menjadikannya terlihat aerodinamis. Berbeda dengan desain mobil di era tersebut yang cenderung terkesan kaku dan rigit, desse menjadikannya sebagai "hasil karya seni berjalan." Ditambah lagi dengan suspensinya yang terinspirasi oleh pesawat (hidropneumatik) yang menjadikannya empuk sebagaimana dikatakan Roland Barthes, "dihasilkan dari surga Metropolis, menjadikannya raja dalam seperempat jam."
Citroen DS 1955 ditenagai mesin 1911cc 4 silinder yang dikembangkan dari Traction Avant yang pernah muncul tahun 1934. Mobil ini menggunakan suspense double wishbone dengan bentuk L di bagian depan dan trailing arm di belakang yang mirip roda pesawat. Suspensinya bisa diatur ketinggiannya hingga pengmudi terasa seperti di atas langit. Suspensi buatan Paul Mags inilah yang menjadikannya mampu berjalan di medan terjal.
Penulis tertarik mengkaji mobil ini karena pernah ditulis Roland Barthes dalam buku Mythologies dan pernah diulas di buku Pengantar Ilmu Sastra karya Rene Welek dan Austin Warren. Mungkin sastra dan otomotif seperti langit dan bumi. Namun, kejeniusan Barthes sebagai ahli sastra membuatnya tertarik mengeritik mobil ini dalam system pemaknaan produk budaya sebagai karya sastra atau seni.
Roland Barthes pernah mengatakan bahwa mobil ini seperti jatuh dari langit. Bentuknya yang streamlined (lurus melengkung), merubah paradigma desain otomotif mulai dari konsep hingga kinerjanya. Hal ini sudah dipikirkan oleh sang desainer konsep, Flaminio Bertoni, pada tahun 1950 dan dikenal sebagai Citroen DS 19. Ia ingin menciptakan mobil yang berbentuk teardrop yang aerodinamis. Secara latar belakang, beliau dikenal sebagai pelukis, pemahat, dan arsitek asal Italia.
Satu kata yang dapat diungkapkan untuk mobil ini adalah unik. Itulah yang membuat Roland Barthes menjulukinya sebagai neomania. Kekaguman Masyarakat terhadap fenomena baru dalam desain menciptakan sebuah paradigma baru. Sistem teknologinya yang mutakhir dan fenomenal merubah pola pengerjaan enjinering yang harus bertautan dengan kesenian/estetika. Hal itu menjadikannya kejeniausan baru bagi para desainer mobil di masa depan.
Mungkin kita juga bisa belajar dari gaya desain yang pernah diterapkan pada mobil Ferrari oleh Pininfarina. Rumah desain ini didirikan tahun 1930 oleh Battista Farina. Desain yang dikembangkan lebih banyak menekankan estetika berpadu dengan kesempurnaan system perancangan teknis seperti mesin maupun bodi. Merek besar pun banyak yang meminang rumah karoseri ini untuk menciptakan desain mobil yang ciamik. Beberapa di antaranya Ferrari, Maserati, Cadillac, Peugeot, Jaguar, Volvo, Alfa Romeo, MG, dan Lancia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar