Lombok bukan hanya tentang pantai-pantai eksotis dan senyum ramah penduduk lokalnya. Di utara pulau ini, tersembunyi dua mahakarya alam yang tak kalah memukau yakni Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep yang menawarkan kesegaran, petualangan, dan kedamaian di jantung hutan tropis kaki Gunung Rinjani. Dan untuk kamu yang ingin menikmati pagi dengan siluet Rinjani dari balik jendela, Hotel Rinjani Golden di Senaru bisa jadi tempat menginap yang sempurna.
Menjejakkan Kaki di Senaru : Gerbang Menuju Keajaiban
Perjalanan dimulai dari Kota Mataram, sekitar 2-3 jam berkendara menuju Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Jalan yang berkelok melalui kawasan perbukitan akan mengantar kita ke kaki Gunung Rinjani, gerbang masuk menuju kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Begitu tiba di Senaru, udara dingin khas pegunungan langsung menyambut. Bagi saya, memilih bermalam di Hotel Rinjani Golden adalah keputusan yang tidak salah. Dari balkon kamar, Gunung Rinjani berdiri anggun, berkabut di pagi hari dan bersinar keemasan saat matahari mulai naik. Hotel ini bukan sekadar tempat beristirahat, ia menjadi bagian dari pengalaman itu sendiri.
Perjalanan menuju Air Terjun Sendang Gile cukup singkat, hanya sekitar 15 menit berjalan kaki dari pintu masuk. Dikelilingi rimbunnya pepohonan dan kicauan burung liar, langkah kaki kita terasa ringan. Air terjun setinggi 35 meter ini mengalir deras namun tenang, jatuh menuruni tebing hijau lumut dengan irama menenangkan.
Di sini, kamu bisa bermain air di kolam dangkal yang terbentuk alami atau sekadar duduk di batu besar, menikmati semilir angin dan suara alam yang mendamaikan. Ini adalah tempat yang sempurna untuk "pemanasan" sebelum menuju destinasi utama Tiu Kelep.
Tiu Kelep : Petualangan Menuju Keabadian
Untuk mencapai Tiu Kelep, dibutuhkan sekitar 30-45 menit trekking dari Sendang Gile. Medannya tidak mudah, melewati sungai berbatu, jembatan yang cukup sempit, hingga jalur licin di bawah naungan hutan tropis. Tapi percayalah, setiap langkah yang ditempuh akan terbayar lunas saat gemuruh air terjun mulai terdengar dari kejauhan.
Tiu Kelep menjulang megah dengan ketinggian sekitar 42 meter, dengan aliran air bertingkat dan percikan yang tampak beterbangan, tak heran jika dalam bahasa Sasak, namanya berarti "kolam yang terbang." Kolam di bawah air terjun cukup dalam untuk berenang, dan menurut kepercayaan lokal, airnya membawa khasiat awet muda.
Saya sendiri berdiam beberapa lama di sini, bukan hanya karena sejuknya air, tapi karena atmosfer tempat ini benar-benar menyihir: perpaduan suara deras air, lembutnya kabut, dan hijaunya dinding alam yang menjulang.
Tak hanya pesona airnya, kawasan ini juga rumah bagi beragam flora-fauna seperti pohon beringin tua, paku-pakuan raksasa, kera abu-abu yang suka bermain di pepohonan, hingga burung-burung endemik yang tak lelah berkicau.
Dengan tiket masuk sekitar Rp10.000 dan jam operasional dari pukul 08.00 hingga 17.00 WITA, destinasi ini sangat ramah bagi backpacker maupun keluarga. Pilih rute melalui Pusuk untuk pengalaman berkendara yang lebih sejuk dengan pemandangan hutan, atau lewat Senggigi jika ingin menyatu dengan pesisir sebelum naik ke perbukitan.
Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep bukan hanya destinasi alam biasa. Ia adalah pengalaman spiritual yang menyentuh jiwa. Trekking menuju sana menjadi perjalanan reflektif, setiap bunyi gemericik menjadi doa, dan setiap tetes air menjadi anugerah.
Menginap di Hotel Rinjani Golden melengkapi semuanya, tempat di mana malam diselimuti kabut tipis dan pagi dibuka oleh keindahan alam tanpa filter.
Jika kamu mencari liburan yang lebih dari sekadar foto Instagram, tempat ini menunggu untuk kamu jelajahi. Lombok Utara tidak pernah sekadar tujuan, ia adalah kisah yang harus kamu alami sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar