Raffa berjalan tertatih. Entah sudah berapa lama dia berjalan, dari satu desa ke desa lain. Tujuannya untuk mencarikan makanan untuk Koko, ayam jago kesayangannya. Koko adalah ayam yang istimewa, memiliki bulu keemasan.
Saat ini musim kemarau panjang masih menghiasi tempat tinggal mereka. Hingga makanan sangat terbatas. Untuk menanam aneka bahan pangan sudah tentu sulit, karena kekeringan.
"Raf, nggak apa-apa. Aku bisa makan nasi aking," ucap Koko.
Raffa paham maksud Koko. Tapi Koko tidak tahu, kalau nasi aking pun semakin menipis. Raffa tak bisa mengatakannya kepada Koko.
Koko meninggalkan Raffa yang tampak sedih. Dia mencoba untuk mencari cacing di tanah, meski tanah sangat keras. Dengan paruhnya, Koko menggali tanah, demi mendapatkan cacing.
"Tuk...tuk..."
Tiba-tiba, paruh Koko mematuk sebuah benda yang keras.
"Apa ini, ya?"
Koko terus memasukkan paruhnya. Terlihatlah sebuah botol kecil. Koko pun memanggil Raffa. Dengan cepat Raffa membantu Koko untuk melihat botol itu. Tampak ada benda di dalam botol.
"Wah, peta!"
Raffa memerhatikan peta itu. Dalam peta itu ada sumber air tua yang selama ini tak diketahui. Dia dan Koko memutuskan untuk mencari sumber air itu. Menurut peta berada di sebuah gua purba.
Dari petunjuk pada peta, untuk sampai pada sumber air, mereka harus melewati hutan dan sungai yang berbahaya. Kaki Raffa harus terluka karena terkena semak berduri. Akibatnya saat melewati sungai, dia merasakan perih tak terkira.
"Kamu baik-baik saja, Raffa?"
"Iya, Koko. Tenang saja. Nanti lukanya pasti kering dan segera sembuh."
Mereka pun melanjutkan perjalanan yang melelahkan. Sampai akhirnya, mereka melihat gua yang dimaksud dalam peta. Mereka mendekat ke arah gua. Tampaklah kilau air yang terkena pancaran lampu senter yang mereka bawa.
"Sungai, Koko! Kita temukan sungai itu!" seru Raffa. Mereka pun segera pulang dan mengabarkan kepada orang tua dan sesepuh desa.
***
Dengan pengorbanan Raffa dan Koko, desa mereka bisa mendapatkan air meski sedang musim kemarau. Tanaman yang layu, kini segar kembali. Bahkan air dari sumber air tua itu bisa mengairi sawah. Warga desa tidak perlu menunggu musim hujan untuk menanam padi.
"Terima kasih, Raffa...Koko. Kalian benar-benar membantu desa kita," ucap Kepala Desa dengan bangga.
Raffa dan Koko sangat bahagia. Ternyata persahabatan mereka bisa menolong orang banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar