Sampah sering kali dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan tidak berguna. Dalam keseharian, kita hidup berdampingan dengan sampah. Kita sering menghasilkan sampah dari bungkus makanan, botol plastik, plastik belanjaan, dan sisa dapur lainnya. Seolah-olah itu semua tidak bisa dipisahkan oleh kehidupan sekarang. Kebanyakan dari kita menganggapnya sebagai akhir dari suatu proses. Namun, apakah benar bahwa sampah hanyalah sisah makanan yang tidak berguna yang harus kita buang begitu saja? Seiring berjalannya waktu, sampah plastik memaksa kita untuk berfikir ulang. Dengan kita bertambahnya ilmu pengetahuan dan penuh kesadaran terhadap lingkungan, pandangan mulai bergeser.
Di tengah krisis lingkungan yang semakin nyata, munculah inovasi yang luar biasa membawa harapan baru bagi masa depan bumi. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah munculnya bioplastik, sebagai bentuk respons terhadap pencemaran plastik konvesional yang sulit terurai yang bukan hanya mengotori bumi, tetapi juga mengancam kehidupan yang cukup panjang, yang tak kunjung terurai di alam.
Plastik telah menjadi bagian hampir dari semua aspek kehidupan. Akan tetapi keberadaannya justru menimbulkan masalah besar bagi kehidupan. Membutuhkan ratusan tahun plastik biasa untuk terurai dan selama itu juga sampah plastik mencemari air, tanah, bahkan udara. Namun dengan berkembangnya teknologi sekarang, para ilmuwan hingga pelaku indusri kini berfikir bagaimana cara kita memperlakukan limbah.
Salah satu solusi yang sudah mulai berkembang yaitu penggunaan bioplastik. Dibuat dari bahan-bahan alami seperti pati jagung, dan tebu, bioplastik dirancang agar lebih mudah terurai dilingkungan. Selain bioplastik lebih ramah lingkungan ia juga menjadi peluang bagi pertanian dan industri.
European Bioplastic (2023) menegaskan bahwa bioplastik merupakan pilihan masa depan yang layak dipertimbangkan. Bahkan menurut Kumar dan Singh (2023) dalam jurnalnya, perkembangan teknologi biolastik kini semakin pesat mulai dari peningkatan kuatlitas bahan hingga kemampuan menyesuaikan kebutuhan industri.
Bukan hanya itu, dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan baku, mengelola limbah teksil menjadi tas daur ulang, mengelola menjadi bahan kerajinan, kotoran sapi menjadi bahan bakar, bahkan mengembangkan bata ramah lingkungan dari plastik. Semua bisa di buktikan jika di tangani dengan benar ia akan menjadi sumber daya yang baru.
Kunci dari semua ini adalah kesadaran kita semua, ketika masyarakat, pelaku industri, dan pemerintah yang bekerja sama untuk melihat sampah bukan sesuatu yang kotor dan tidak berguna, tetapi sebagai peluang, maka inovasi yang luar biasa akan muncul dengan cara yang tidak terduga.
Dari tumpukan sampah yang menggunung, terdapat banyak peluang luar biasa untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Kita hanya perlu mengubah cara pandang, bahwa sampah bukan hanya sekedar limbah yang tidak berguna, akan tetapi bisa menjadi bahan inovasi, sumber daya baru, bahkan solusi krisis lingkungan yang sedang kita alami.
Mulai dari kesadaran kita sendiri, kebiasaan kita dari hal- hal kecil dengan membawa tas belanja sendiri, botol minum sendiri, tempat makan sendiri atau menggunakan bioplastik bisa mengurangi terhadap sampah tersebut. Sampah bukan akhir cerita, tetapi ia adalah perjalanan menuju dunia yang lebih manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar