Penonton setia horor modern, tentu mwnywbut nama Zach Cregger sudah menjadi jaminan pengalaman menegangkan sekaligus tak terduga. Setelah sukses besar lewat Barbarian (2022), ia kembali dengan karya ambisius berjudul Weapons. Tapi yang membuat film ini istimewa bukan sekadar twist cerita atau atmosfer mencekam---melainkan kenyataan bahwa ide ini lahir dari luka pribadi yang mendalam.
Cregger menulis Weapons di tengah masa berduka akibat kehilangan sahabatnya, Trevor Moore. Alih-alih membekukan rasa sakit, ia menyalurkannya menjadi narasi yang penuh misteri, ketakutan, dan nuansa kehilangan yang pekat.
"Saya hanya menulis apa pun yang keluar dari kepala saya," ujarnya dalam wawancara dengan movieweb.com, mengakui ia tak tahu bagaimana cerita ini akan berakhir ketika mulai mengetik.
Premis Weapons dibangun di sebuah kota fiksi bernama Maybrook, tempat sebuah kelas berisi 17 anak hilang tepat pukul 2:17 pagi. Hanya satu anak yang tersisa: Alex Lilly, bersama guru mereka, Justine Gandy. Hilangnya anak-anak ini memicu kepanikan, kecurigaan, dan teori konspirasi di seluruh kota. Cerita berkembang melalui enam perspektif berbeda, mirip dengan format epik ensemble ala Magnolia, sehingga setiap potongan informasi membuka lapisan misteri baru.
Kengerian di Weapons bukan sekadar soal "jump scare". Di baliknya ada kritik sosial: anak-anak yang mestinya menjadi masa depan justru diabaikan, bahkan dikhianati oleh orang dewasa di sekitar mereka. Elemen supernatural hadir lewat karakter Gladys---entitas penyihir yang menculik anak-anak demi memperpanjang hidupnya. Dalam klimaks yang intens, Alex melawan dan mematahkan kutukan, namun meninggalkan trauma yang tak mudah hilang.
Secara visual, film ini memanfaatkan atmosfer gelap dan tekstur gambar yang tajam berkat sentuhan sinematografer Larkin Seiple. Musiknya---yang sebagian juga diciptakan Cregger sendiri---menciptakan rasa gelisah yang terus merayap di bawah kulit penonton.
Mengutip dari moviweb.com, walaupun anggaran produksinya mencapai sekitar US$38 juta, Weapons tetap terasa sebagai karya personal. Warner Bros. bahkan memenangkan hak produksi melalui bidding war sengit, mengalahkan sejumlah nama besar termasuk Jordan Peele. Para pemeran seperti Josh Brolin, Alden Ehrenreich, Julia Garner, dan Benedict Wong memuji naskah Cregger sebagai salah satu yang paling emosional dan tak terduga yang pernah mereka baca.
Film ini mendapat pujian kritikus sebagai instant classic dan epik horor subversif meski angka box office awalnya belum spektakuler. Dengan skor CinemaScore "A-" dan antusiasme penonton, Weapons diprediksi akan terus menemukan audiens baru, terlebih saat dirilis di HBO Max dan platform digital.
Bagi penggemar film Barbarian, Weapons menawarkan pengalaman yang lebih kompleks, lebih luas, namun tetap mempertahankan kejutan khas Cregger. Dan meski ia mengaku sudah punya ide untuk sekuel Weapons, proyek itu belum akan dikerjakan dalam waktu dekat karena prioritasnya kini adalah reboot Resident Evil. Bagi dunia horor, ini bukanlah kabar buruk---melainkan janji bahwa ketika sekuel Weapons akhirnya datang, ia akan lahir di waktu yang tepat, dengan cerita yang matang. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar