Pesona Makhluk Bercahaya
SEJAK masa kanak-kanak sampai lebih dari tigaperempat abad selama indra lihat saya masih berfungsi, saya tergetar sukma terhadap kemahakuasaan Yang Maha Kuasa tatkala melihat benda bercahaya.
Mungkin akibat dianggap sudah cukup digdaya untuk lulus ujian seleksi alam, maka jenis primate termasuk homo sapiens seperti saya tidak dianugerahi kesaktian untuk bercahaya alias mengeluarkan sinar seperti yang dimiliki serangga terbang yang disebut sebagai kunang-kunang atau yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai firefly.
Kunang-kunang tidak sendirian sebagai mahluk hidup bercahaya. Masih banyak mahluk hidup penyandang kesaktian bioluminerence alias mahluk hidup bercahaya.
Kunang-kunang adalah salah satu serangga favorit banyak orang, kerena kemunculannya bisa membuat malam lebih indah. Pertanyaannya, dari mana asal cahaya berwarna hijau atau kuning itu? Menurut penelitian, cahaya itu bukan berasal dari dunia gaib.
Ya, ilmuwan Universitas Yale dan Buffalo, serta Institut Hauptman-Woodward mengatakan cahaya itu diciptakan di bagian perut bawah kunang-kunang yang disebut dengan 'lentera'. Di bagian lentera itu, menurut ilmuwan, terjadi ada dua zat kimia unik milik kunang-kunang, yakni luciferin dan adenosine triphosphate (ATP).
Nah, jika kedua zat kimia itu bersatu dan bertemu dengan oksigen yang dihirup oleh kunang-kunang, maka reaksi kimia yang terjadi bisa menghasilkan cahaya. Proses yang sama juga terjadi pada hewan yang bisa bersinar lain, misalnya cacing 'glow worm'.
Lebih lanjut, cahaya yang muncul di ekor kunang-kunang jantan dan betina itu ternyata adalah alat untuk berkomunikasi ketika masa kawin tiba. Menariknya, kunang-kunang jantan memiliki cara unik untuk menggaet si betina. Pejantan yang jumlahnya bisa mencapai ribuan akan mengedipkan cahaya di ekor dengan serentak beberapa kali sebagai sinyal siap kawin.
Berbeda dengan pejantan yang harus bersusah payah, si betina tidak perlu repot dalam menentukan pilihan. Apabila si betina menemukan pejantan yang cocok, dia hanya perlu mengedipkan cahaya satu kali.
Kunang-kunang juga sering dianggap sebagai hewan pembawa romantisme karena kerlap-kerlip cahaya di ekornya. Dalam beberapa film di Indonesia, kunang-kunang dijadikan sebagai perantara dua sejoli yang sedang dimabuk cinta. Keindahan kunang-kunang ternyata berbanding terbalik dengan mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Cahayanya yang halus dalam kegelapan mewakili secercah cahaya dalam bayang-bayang, mengingatkan kita bahwa bahkan di saat-saat tergelap sekalipun, selalu ada secercah harapan.
Dalam berbagai budaya, kunang-kunang sering dianggap sebagai simbol keberuntungan, roh leluhur, atau bahkan simbol dari sebuah keromantisan. Artikel ini akan mengeksplorasi beragam mitos yang melingkupi kunang-kunang, mengungkap misteri di balik cahaya mereka, dan fakta lain yang tak kalah menarik dari mitosnya. Mari kita menyelami dunia kunang-kunang yang penuh pesona dan misteri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar