Warisan pemberian kakek hanya kayu yang di ukir begitu unik,namun ada simbol-simbol seperti huruf alfabet kuno,di lapisan ukiran liontin kayu itu.
Meisya baru berusia 13 tahun,namun sering sakit-sakitan,penyakitnyapun sungguh sangat aneh.Tidak dapat di sembuhkan oleh medis,panas tinggi sampai tejang-tejang dan kadang melihat ada sosok bayangan hitam yang suka berubah wujud,menjadi kucing hitam besar sedang mencakar loteng,menjadi cicak kadal besar, menjadi kupu-kupu,menjadi burung,menjadi anjing bahkan menjadi ular.
Ini minum air ini nak,setelah minum air putih badannya yang panas tinggi mulai berkurang .Sudah turun panasnya, kegelisahan muncul ketika panasnya muncul kembali tepat jam dua belas malam,banyangan itu muncul lagi memanggilnya dari jendela kamar dengan di bungkus selimut , beralaskan sandal jerit,sambil berjalan keluar dari kamar, menuju ruang tamu buka pintu rumah menuju teras,seakan bayangan itu datang menjemput dan membimbing Miesya masuk ke dalam hutan lebat di belakang rumah,semakin lama berjalan semakin jauh ,waktu menunjukkan tepat jam dua dini hari,semua orang sedang menikmati tidur lelap tanpa menyadari apa yang terjadi.
Setelah lewat satu jam ke depan, tepat jam tiga subuh, dini hari tantenya Meisya bangun dan melihat kamar Meisya terbuka,pindah rumah juga terbuka kemana Meisya?
Tante Omi sangat panik dan keluar mencari di sekitar halaman rumah, sambil berteriak memanggil namanya Meisya, Meisya, Meisya di mana kamu?Hari sudah larut malam,di luar cuacanya sangat dingin kabut yang turun begitu tebal tidak dapat melihat dengan baik,banyak binatang buas juga sedang keliatan di luar Meisya di manakah kamu,Meisya ayo pulang kembali ke rumah.
Tidak ada tanda,ataupun jawaban suara balasan menyahut.Sunyi mencekam hanya suara kodok dan jangkrik yang menggema di setiap sudut, di tebing dekat hutan itu.
Akhirnya semua keluar rumah dan berpencar mencari di dalam kegelapan malam dan jarak pandang yang terhalang oleh kabut tebal yang menyelimuti
Alat penerangan seadanya, ada yang yang mengunakan senter,pelita,lantera dan daun kelapa yang di bakar seperti obor.
Kurang lebih satu jam pencarian baru di temukan Meisya sedang tidur dibawah pohon besar di tengah hutan dengan wajah ketakutan,matanya pucat,seperti melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat didalam kehidupannya.
Sampai di rumah, tangannya Meisya sangat dingin,kaku mengambil air untuk minum namun ia muntah-muntah hilang keseimbangan dan langsung jatuh tidak sadarkan diri.
Mulai malam ini,tidak boleh biarkan Meisya di kamarnya, harus ada yang menemaninya,menjaga dia di kamarnya ia seperti di teror oleh bayangan hitam yang selalu datang menghantui dirinya di waktu -waktu tertentu.
Mulai jam enam sore terserang demam panas tinggi sudah mulai berbicara seperti orang kesurupan,mereka sudah datang ingin menjemput saya,ada empat orang tapi saya tidak dapat bergerak mereka ada di setiap sudut kamar datang dengan pentungan ada pasukan khusus berwarna hijau di luar yaitu pasukan kodok ingin menjemput saya,mereka ingin mengajak saya bermain hujan do luar kata Meisya.
Hari berganti kondisi kesehatan Meisya semakin menurun,seperti hilang kesadaran, rasa cemas berlebihan dan tidak mau makan sampai ia di vonis gangguan kejiwaan.
Pemeriksaan secara medis rutin di lakukan namun tidak ada hasil yang maksimal untuk proses kesembuhan, malah tambah parah di setiap jam enam sore harus bersembunyi di bawah kolom tempat tidur, di bawah meja, atau di bawah kursi di tutupi dengan selimut.
Di suatu sore kakek datang ke rumah dan melihat kondisi Meisya.Memberikan liontin kayu ukir dengan sebuah motif tifa,
Meisya dapat menjalani hari-harinya dengan baik,namun itu belum berakhir ketika pergi ke tempat-tempat baru dalam kegiatan sekolah PRAMUKA ia selalu kerasukan dan dapat melihat kehidupan lain di alam lain, tiba-tiba pingsan dan ketika berbicara suaranya berubah seperti seorang nenek,seorang kakek,bahkan seorang anak kecil.
Menghilang di tempat perkemahan ketika muncul sudah memakai baju adat,lengkap dengan atribut adat dan juga dengan ukiran di sekujur tubuhnya.Sambil menyanyi lagu bahasa daerah dan menari menggunakan alat musik tradisional tifa, yang di dapatnya langsung dari alam yang memberikan kehidupan.
Kejadian aneh yang sering dan selalu terjadi, berbicara dengan orang dari dunia atau alam lain,seakan mereka ada dan nyata ada sosok tete dan nene yang selalu berpesan kami lebih dulu ada di dunia ini sebelum manusia ada,kami menempati batu-batu besar, goa batu,pohon besar, seperti pohon beringin,pohon-pohon di hutan kali,pesisir pantai, kami ada dan selalu mengawasi kehidupan manusia namun alam kami berbeda,manusia selalu mengusik dan merusak alam ketenangan kami selalu di ganggu sehingga kami marah kalau kehidupan kami di usik oleh anak-anak manusia.
Dengan banyak kejadian aneh seakan ia dapat melihat kehidupan lain di alam lain ,sering berbicara sendiri,ketawa dan menangis akhirnya ibunda Meisya mengambil keputusan yang besar dan nekat memotong kalung itu.Meisya pun terbebas dari penglihatan-penglihatan yang tidak bisa di lihat oleh orang lain, membuat kehidupannya tidak bebas menikmati kehidupan normal seperti teman-temannya yang ada di alam nyata,ia sangat takut , gugup bermain dan bergaul dengan teman-teman yang seumuran dengannya, ia lebih memilih menyendiri sendiri dan belajar. Akhirnya Meisya murni terbebas dari semua rasa ketakutan
Meisya menjalani hari-harinya dengan kehidupan yang lebih baik sekarang,mensyukuri berkat menjaga dan melindungi hutan adalah bentuk kepedulian kita terhadap hutan,lingkungan dan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar